Ga bisa "urunan"
Satu kalimat yang awal gue denger itu sebagai hal yang offensive banget adalah,
"kita urus amalan kita masing-masing".
Orang lain yang dengar mungkin malah lebih suudzon lagi. Dikiranya gue di talaq 😏. Ga lagi berantem ya ges ya. Ini lagi late night talk aja di meja makan... dan kalimat itu mengalir dari mulut suami dengan lancarnya.
Seperti biasa gue cuma diem. Dan gue tau, dia tau gue lagi bergejolak. Apa ya istilahnya?... suami istri itu punya semacam bond yang kalo nebak perasaan satu sama lain tuh suka bener. Walau ga dipungkiri banyak bisikan syaitonirojim juga.
Tapi sesaat kepala mulai mendingin dan riuh hati sudah mereda. Baru deh gue sadar maksud ucapan beliau tu apa.
Walau kita di satu bahtera. Kita ga sedang berbagi pahala (kecuali ghibah). Bagian amal gue udah ada dimana, bagian amal dia udah ada dimana. Ketika ada yang jomplang di salah satu pihak, kemudian mendzolimi pihak lain, maka pihak yang terdzolimi ga menanggung dosa si dzolim.
Misal istri ga pakai hijab yang sempurna, maka bukan jadi tanggungan dosa suami kalau suami sudah terus2an mengingatkan, memfasilitasi, memadai.
Pun.. misal suami bermaksiat, istri ga jadi ketempuan dosa, kl dia sudah menasehati dengan adab dan hikmah semampunya.
Sebaliknya, walaupun kita sudah bahu membahu menjalin biduk rumah tangga, kita hanya akan dapat porsi pahala kita masing-masing. Yang bisa kita tambahkan dengan ibadah sendiri2... dan itu ga bisa dipalsukan of course.
Jadi dalam hal beramal dan meraih pahala, kita masing2. Iya kita share the same roof, sleep on the same bed, berbagi hal lain dalam urusan anak dan rumah tangga.. tapi semua punya porsi masing2 yang ga bs diambil sama yang lain. Ga bisa patungan amalan biar dapet satu pahala. Ini jadi bukti Maha Rahmatnya Allah.
Maka.. kesimpulannya, jalani kewajiban masing2. Urusan salah satu berbuat dosa, maka itu jd tanggungan dia.
Yha mohon maap, krn berasal dari tulang rusuk yang bengkok... jadi suka rada lama nerimanya.
Semoga Allah ampuni dosa gue ya. (Aamiin-in buibu...)
Komentar
Posting Komentar