Dia

 "Biru sedang sakit.. aku kasihan sekali. Dia orang yang kuat. Sakit yang ia rasa oleh sebab jerih payahnya selama ini membantu bangsa", ucapnya seraya menunjukkan wajah kesedihan

 "Biru orang yang baik, kawan kawan", ucapnya sekali lagi penuh haru. Membuat hati setiap orang yang mendengarnya di ruangan itu iba. 

"Apa yang bisa aku lakukan untuk Biru? Dia telah banyak berjasa kepadaku, membantu hidupku, memberikan tawa dan kebahagiaan hariku"

Semua terdiam

"Berikan saja semua madu mu" ucap salah seorang di ruangan itu sambil menunjuk ke lemari yang berisi madu dari hutan miliknya.

Ia terdiam... hatinya bergemuruh. Apa ia harus ia bagi semua jerih payahnya itu?

Ia melirik ke Aprikot. Aprikot adalah budak yang ia dapatkan saat sedang pergi berburu rusa di dekat caldera. Aprikot juga yang membantunya memanen madu-madu itu.

Aprikot terdiam dan menunduk. 

Keesokan harinya ia membawa 3 botol besar madu, ia siapkan madu itu dengan memasukkannya ke dalam keranjang rotan besar. Ia menyuruh Aprikot untuk mengangkatnya ke kereta. 4 ekor kuda sudah disiapkan untuk menarik kereta itu.

Sejak pagi Aprikot ingin mengatakan sesuatu, namun kerap kali ia urungkan saat ia berkata

"Masukkan botolnya!"

"Apa yang kau lakukan sedari tadi? Bawa keranjang itu ke kereta!" Teriak nya geram.

Aprikot seperti biasa hanya menurut. Dia tidak pernah sekalipun membantah.

Setelah itu, ia berlalu pergi dengan cepat menuju Biru, meninggalkan Aprikot yang termenung sedih karena gagal menyampaikan sesuatu.

Komentar

Postingan Populer