Whenever we go out
Beberapa bulan ke belakang aku lagi disibukkan sama kedai baru tempat suami mencari maisyah. Aku dimintai tolong untuk buat website dan medsos. Termasuk buat konten dan posting konten di medsos. Selain itu juga kami sering kali bulak-balik kedai-rumah. Bahkan di awal-awal, setengah hari kami kayanya lebih banyak di kedai. Bagiku yang harus homeshooling anak-anak juga ini lumayan berat.
Pernah anak-anak tertinggal baju kemeja. Hingga akhirnya kelas online pakai kaos. Biidzinillah di tas aku suka bawain peci anak-anak. Paling ngga bisa agak rapi sambil excuse ke Ustadz-nya anak-anak. Lain waktu bahkan tempat pensil qodarullah ketinggalan. Seharian jadi hanya murojaah dan main ga bahas mapel sekolah.
Tanpa sadar tiap kali keluar rumah aku yang paling terakhir bersiap karena terlalu asyik mengurusi kebutuhan anak-anak dan suami.
Aku kemudian jadi teringat mamaku. Profesi beliau sejak menikah adalah ibu rumah tangga. Dulu kami (bapak, adikku dan aku) selalu menganggap beliau lelet. Subhaanallah, allohummaghfirli. Padahal yang beliau lakukan itu memastikan apa yang harus dibawa dan sudah terbawa. Dan kalau mama ga siapin apa-apa, seolah beliau berdosa ga melakukan itu. Jatuhnya jadi double standard buat ibu-ibu. so saaaad la hawla walaa quwwata illa billah.
Nah
Belajar dari flashback memory tadi..aku kepingin anak-anak paham, bahwa tugas mempersiapkan diri kalau mau pergi itu bukan tugas ibunya. Ini jadi poin penting yang aku share ke anak-anak. Bahwa kalo mau pergi itu ga bisa cuma andalkan aku. Tapi mereka harus prepare kebutuhan mereka sendiri.
Maka sebelum pergi aku coba ajak Atut untuk sounding kita mau kemana, apa saja yang disiapin dan disana mau ngapain aja.
Awalnya semua terasa ribet. Aku lagi siap-siap tapi ditanya ini itu sama anak-anak. Then alhamdulillah makin kesini makin rapih. Walaaaauuu... ya kehidupan dunia ga mungkin se smooth sutra. Ada yg ketinggalan tas nya, ada yang ketinggalan topi, hilang peci etc. Its okay. Belajar tanggung jawab dan ga ngambek karena barangnya tertinggal dsb.
Mamanya belajar apa?
Belajar pelan-pelan...hehe
aku bisikin diri sendiri kalo aku ga bisa selamanya jadi people pleaser. Aku harus ngedidik mereka, biidzinillah.
Komentar
Posting Komentar