Keibelstr. 38
Malam itu aku mendapat WA dari Sari teman satu Wohnung (apartemen) di Berlin dulu. Sari mengundang kami semua yang pernah bersinggungan dengan Wohnung ini untuk datang secara langsung ataupun online ke acara Abschied party. Abschied itu perpisahan. Karena setelah ini kemungkinan tidak ada lagi yang akan tinggal di sana dari circle-nya Sari. Detailnya aku sendiri kurang tau karena perbedaan jarak dan waktu juga kesibukan masing-masing.
Informasi itu membawaku flashback ke keadaan sebelum 25 Februari 2012. Sebelum saya balik ke tanah air setelah kurang lebih 5 tahun di Jerman.
September 2007,
aku masih ingat saat janji bertemu untuk melihat Wohnung yang iklannya Fina temukan di website yang mana aku sendiri sudah lupa namanya. Siang hari aku berdua fina datang untuk melihat apartemen itu yang letaknya di Keibelstr. no. 38. Sementara Nurry dan Dhita (teman serumah kami yang lain) datang kesana sendiri-sendiri.
Disana kami bertemu dengan Vormieter yang bernama Hr. Kapoor. Sepertinya orang Turki tapi namanya terdengar seperti orang India. Aku masih ingat Hr. Kapoor terlihat ramah dan kaget tapi dalam arti yang baik karena yang akan menyewa rumah mereka ternyata para student yang baru akan masuk Uni dan berasal dari luar Jerman.
Kami langsung klik dengan Wohnung-nya. Itu adalah apartemen dengan 3 kamar, 1 kamar mandi, dan dapur beserta Kitchenset. Walau diantara kami harus ada yang mengalah dan mau tinggal di ruang tengah. Tapi alhamdulillah kami bisa berembuk dalam pembagian kamar saat itu. Kelebihan lainnya adalah harga sewa yang masih bisa dijangkau. Saat itu harga Miete nya masih € 619.
Pada bulan itu juga kami datang ke Hausverwaltung (management properti) dan tanda tangan kontrak, pindah dari Sprengelstr (tempat tinggal kami sebelumnya) dan juga duplikat kunci, agar kami berempat bisa memiliki kunci masing-masing. Rasanya lega sekali setelah beberapa kali kami cari-cari rumah.
Keadaan kamar mandi saat itu masih kotor sekali, keramik tua lusuh warna kuning yang akhirnya kami tutupi dengan Lembaran PVC. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar.
Hingga akhirnya insiden terjadi di tahun 2008 awal. Saat aku dan Nurry sedang menonton TV diruang tengah, tiba-tiba bunyi air deras sekali dari depan pintu kamarku dan Fina (dua pintu setelah pintu masuk). Ternyata sedang ada perbaikan di lantai atas yang mengakibatkan satu gedung terkena banjir. Laa quwwata illa billah.
Ingat banget keadaan saat itu kacau, aku dan Nurry kerepotan karena ini pengalaman pertama kami berada dalam keadaan darurat di negeri Jerman. Saat pemadam kebakaran datang membantu, kami bahkan gak punya plastik untuk menutupi barang-barang kami.
Biidzinillah, beberapa minggu kami diizinkan untuk menempati Wohnung baru yang masih kosong yang letaknya di sebelah gedung kami tinggal. Kami tinggal disana dengan kasur yang digotong sendiri dengan alas seadanya. Tapi itu jadi pengalaman yang sulit dilupain. hehe jauh dari keluarga, cuma punya sahabat yang tinggal bersama. Maasyaallaah..
Di Keibelstr. banyak belajar sama teman2. Dari silih berganti penghuni, masing-masing punya kesan sendiri. Saat itu aku masih muda, masih penuh dengan keinginan dan gejolak impian2, hingga seringkali terbentur hal-hal yang ga baik. Dan alhamdulillahi alladzi bini matihi tatimmussholihat, ada teman2 serumah yang menasehati, mengingatkan dan senantiasa ajak aku dalam kebaikan.
Banyak juga belajar hal lain dari mereka, belajar beres2 rumah, bagi tugas bersama, masak risol sama Nurry, belajar bantuin masak2 saat sari jadi panitia acara PPI, belajar dandan sama Dhita, belajar beneran ke bibli (perpustakaan) sama Nunu, dan... dimasakin banyak makanan sama Uwi.
Barakallahu fiikum semua teman-teman.
Semoga di mana pun berada, dalam keadaan apapun Allah jaga selalu walau seringkali tidak bisa saling sapa karena perbedaan waktu, tempat juga kesibukan masing-masing.
Komentar
Posting Komentar