Menjajal sehari di sekolah

Senin lalu Hudzaifah ikut salah satu program PKBM nya, yaitu mencoba sekolah offline seharian di sekolah yang masih satu yayasan dengan PKBM. Program ini terbatas, sehari hanya untuk satu anak per kelas. Jadi di kelas tersebut Hudzaifah sendirian ga ada teman kelas online yang ikut hadir dengannya.

Sebelumnya saya mau ikutkan dia program ini ditahun lalu. Tapi qodarullah karena satu dan lain hal ga jadi didaftarkan. Baru disemester 2 ini Hudzaifah bisa ikut program tersebut.

Kami mengantarkan Hudzaifah dari jam 05:30. Walau sekolahnya masih di satu kota. tapi jaraknya lumayan jauh dan melewati beberapa jalan arteri dan ada yang bottleneck kalau macet subhaanallah. Di jalan anak-anak melihat hiruk pikuk manusia berangkat berkegiatan. Buat kami seringnya di rumah, pemandangan ini langka. Akhirnya kami sampai jam 06:30, setengah jam sebelum sekolah di mulai.

Sesaat setelah menghantarkan Hudzaifah, kami berempat, aku, papanya anak-anak, Bayd dan Cica per

gi dengan... perasaan yang agak aneh. Rasanya bukan sedih. Bukan pula khawatir karena insyaallah dia ada di sekolah ya, jadi kami tau dia dimana, ada penanggung jawabnya etc. Tapi rasanya.. sepi. Setelah Bayd kelas online pun dia terlihat kehabisan gaya sambil sesekali nyeletuk, "aku mau main sama abang". Maasyaaallah

Jam 13:30 Hudzaifah selesai bersekolah.

Hati ini berbisik galau, 

Bagimana kalau ternyata kegiatan di sekolah terlampau memukau untuk Hudzaifah, tapi kalau terlampau membosankan juga aku khawatir. 

Biasa ya ibu ibu dengan segala pikiran-pikirannya.

Bertemu kami Hudzaifah menyimpulkan senyum yang lebar. Ditanya pendampingnya, "gimana tadi sekolahnya?", Dzaif menjawab senang, "seru!!!"

Dimobil, baru duduk dia bercerita.

"ni ma aku kembalikan uangnya. Tadi dipinta 5 ribu. Aku kasih aja", katanya seraya mengembalikan uang 5 ribu rupiah. Sebelumnya aku membekalinya uang 10 ribu rupiah.

"teman-teman nya baik semua ajak ngobrol"

"teman baru aku namanya Yahya"

"aku di bilang ustadz jangan malas karena aku duduknya nyender terus"

"aku main bola tadi"

"aku makan duluan"

"PAInya sudah sirah yang kedua, aku masih sirah yang kesatu jadi aku disuruh liat ke buku teman sebelahku"

"aku kepentok lantai kamar mandi"

"mereka kira aku murid baru"

"aku diketawain saat bilang aku kelas 4A, karena disitu kelas 4A untuk akhwat"

Barakallahu fiiih

Aku sama Atut (suamiku) saling pandang saat celetukan-celetukan itu terlontar. Haha.. baru sehari, ceritanya sudah luar biasa. Temanku, Yuka pernah cerita. Momen dengarkan anak cerita usai pulang sekolah itu paling seru. Banyak hal ga terduga.

Maasyaaallah. Semoga kelak saat kami melepasmu, imunmu sudah terbentuk, nak.... Ittaqillah

Komentar

Postingan Populer