Beda Sisi Pandang
Kejadian ini terjadi sudah sekitar satu bulan lalu. Saat kami di rumah orang tuaku. Aku menitipkan ketiga anakku, karena ingin menengok tante nya Atut yang sedang terbaring di rumah sakit.
Fikri - adikku, cerita tentang perkataan spontan Rumaisha.
Saat itu seperti biasanya Fikri memang sering membelikan anak-anak makanan. Kebetulan saat itu yang di beli Fikri adalah Pizza. Saat pizza datang, Fikri bilang Rumaisha dengan mata berkaca-kaca langsung nyeletuk,
"Waaaah Pizzaaa. Alhamdulillah. Doa mama dikabulin.
Mama lagi pengen banget Pizza oom", itu perkataan Rumaisha yang Oktober lalu umurnya genap 6 tahun.Sontak Fikri dan Hana kaget dan saling lihat-lihatan katanya....hehe
Saat dengar cerita itu, aku langsung nyengir lebar. Senang sekali Rumaisha bisa saksikan lagi doa yang terkabul. Senang juga kalimat yang keluar itu seperti itu.
tapi ada yang aku lupa.
Kemarin saat dijalan menuju ke kajian, seperti biasa itu jadi tempat aku dan Atut ngobrol dan ujungnya saling nasehatin. Kemudian keinget lagi cerita bulan lalu ini.
Atut bilang, "lain kali kalau bilang ke anak hati-hati. Jangan terlalu spesifik kalau perkara dunia tuh"
Aku saat itu langsung defensif ( ga mau disalahin), "Rumaisha seringkali kesulitan kalau berdoa tu bingung harus bilang apa, terus aku contohin begitu"
then aku diam. Aku tau ada yang salah. hehe. Aku tau aku cuma defensif. Benar adanya saat itu doa celetukanku memang isi hatiku pengen banget banget makan Pizza. hehe
"soalnya kita dengan orang lain itu belum tentu sama cara pandangnya"
"disisi kita bersyukur dengan tanggapan anak-anak saat ketemu situasi kaya gitu. Disisi orang lain belum tentu. Bisa jadi tanggapannya...melas amat...."
yang akhirnya kita jadi dikasihani.
Komentar
Posting Komentar