Ancol

 


Pagi-pagi sekali kami berangkat tamasya diajak eunin. Sejak punya anak, ini kali ketiga kami ke Ancol. 
Namun baru kali ini kami datang kesana masih sepi karena bukan hari libur. 

Ancol jadi tempat terapi bagi sebagian orang selepas subuh. Terutama bagi orang-orang sepuh. Termasuk bapakku. 

Air laut di Ancol yang tenang dan suhu udara yang cukup sejuk membuat bapak nyaman dan  tenang. Disini juga bapak kenal dengan beberapa teman baru yang kata beliau menyenangkan karena mungkin sama-sama pernah terkena serangan stroke.

Kami di rekomendasikan bapak untuk pergi ke Ancol pagi-pagi menggunakan kartu tahunan milik bapak. Tapi ternyataaaa... kartu tahunan tidak bisa di gunakan orang lain, karena harus di verifikasi menggunakan KTP. Jadi kecuali mama yang punya kartu tahunan pada akhirnya kami sisanya tetap harus bayar biaya masuk.

Anak-anak sangat kegirangan. Karena sepi, bagian pantai di tempat kami main rasanya seperti privat hanya untuk kami.

Aku tidak ikut turun. Atut tidak pernah mengizinkan ku untuk ikut basah-basahan. Aku tau alasannya dan aku tentunya tidak masalah. Menurut Atut, laki-laki risih melihat wanita basah-basahan. Tidak terkecuali wanita berhijab lebar. Jadi kalau bukan darurot, ya mending ga usah.

dan biidzinillah... aku jadi punya waktu sendirian. hehe

Komentar

Postingan Populer